CLICK HERE FOR BLOGGER TEMPLATES AND MYSPACE LAYOUTS »

Friday, May 2, 2008

Pengertian Syirik

SYIRIK
Pembatal ke-Islaman seseorang yang paling besar adalah syirik kepada Allah Subhaanahu Wa Ta'aalaa. Oleh karena itu kita temukan dalam al Qur`an Allah Subhaanahu Wa Ta'aalaa mengingatkan kita (agar menjauhkan) syirik, orang-orang yang melakukan syirik dan akibat yang akan mereka rasakan, dalam banyak ayat. Lafadz syirik dan bentukannya disebutkan berulang-ulang dalam al Qur`an lebih dari 160 kali. Demikian juga dalam sunnah, kita temukan sangat banyak hadits-hadits Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam yang menjelaskan bahayanya.


PENGERTIAN SYIRIK


Menurut bahasa: Syirik adalah sebuah kata yang digunakan untuk mengungkapkan sesuatu yang terjadi antara dua orang atau lebih.

Menurut istilah syar’i: Syirik kepada Allah Subhaanahu Wa Ta'aalaa maksudnya menjadikan sekutu bagi Allah Subhaanahu Wa Ta'aalaa, baik dalam rububiyahnya ataupun uluhiyahnya, tetapi istilah syirik lebih sering digunakan untuk syirik dalam uluhiyahnya.

Atau: menyamakan selain Allah Subhaanahu Wa Ta'aalaa dengan Allah Subhaanahu Wa Ta'aalaa dalam hal-hal yang menjadi hak Allah Subhaanahu Wa Ta'aalaa.



HUKUM SYIRIK

Syirik adalah larangan Allah Subhaanahu Wa Ta'aalaa yang paling besar. Allah Subhaanahu Wa Ta'aalaa berfirman dalam surat An Nisaa` ayat 36:

وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلاَ تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا
“Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun.”

Syirik juga merupakan perbuatan haram yang pertama (harus ditinggalkan). Allah Subhaanahu Wa Ta'aalaa berfirman dalam surat Al An’aam ayat 151:

قُلْ تَعَالَوْا أَتْلُ مَا حَرَّمَ رَبُّكُمْ عَلَيْكُمْ أَلاَّ تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَلاَ تَقْتُلُوا أَوْلادَكُمْ مِنْ إِمْلاَقٍ نَحْنُ نَرْزُقُكُمْ وَإِيَّاهُمْ وَلاَ تَقْرَبُوا الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ وَلاَ تَقْتُلُوا النَّفْسَ الَّتِي حَرَّمَ اللَّهُ إِلاَّ بِالْحَقِّ ذَلِكُمْ وَصَّاكُمْ بِهِ لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ

“Katakanlah: “Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh Tuhanmu, yaitu: janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah terhadap kedua orang ibu bapa, dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan. Kami akan memberi rezki kepadamu dan kepada mereka; dan janganlah kamu mendekati perbuatan-perbuatan yang keji, baik yang nampak di antaranya maupun yang tersembunyi, dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) melainkan dengan sesuatu (sebab) yang benar". Demikian itu yang diperintahkan oleh Tuhanmu kepadamu supaya kamu memahami (nya).”


PENGGUNAKAN KATA SYIRIK

Jika anda mendapat istilah syirik dalam buku aqidah maka maksudnya bisa berarti syirik akbar atau syirik ashghar. Maka anda jangan menghina orang-orang yang mendakwahkan tauhid bahwa mereka selalu menghukumi segala sesuatu dengan syirik. Fahamilah setiap ungkapan pada tempatnya yang tepat.

Oleh karena itu anda perlu mengetahui bahwa syirik dalam pengertian syar’I digunakan untuk tiga makna:

1. Menyakini ada sekutu bagi Allah Subhaanahu Wa Ta'aalaa dalam kekuasaan, rububiyah, mencipta, memberi rizqi dan mengatur alam. Siapa yang meyakini bahwa ada orang yang mengatur alam ini dan mengatur seluruh urusannya, maka ia telah menyekutukan Allah Subhaanahu Wa Ta'aalaa dalam rububiyah dan telah kafir kepada Allah Subhaanahu Wa Ta'aalaa. Dalil-dalil (argumen-argumen) yang menunjukkan bathilnya keyakinan akan adanya dzat lain selain Allah Subhaanahu Wa Ta'aalaa yang memiliki hak rububiyah sangat banyak dan begitu jelas, baik dalil yang bisa kita saksikan dari alam ini maupun dalil sam’i (al Qur`an dan as Sunnah). Diantaranya firman Allah Subhaanahu Wa Ta'aalaa dalam surat Saba` ayat 22:

قُلِ ادْعُوا الَّذِينَ زَعَمْتُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ لا يَمْلِكُونَ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ فِي السَّمَوَاتِ وَلاَ فِي الأَْرْضِ وَمَا لَهُمْ فِيهِمَا مِنْ شِرْكٍ وَمَا لَهُ مِنْهُمْ مِنْ ظَهِيرٍ

Katakanlah: “Serulah mereka yang kamu anggap (sebagai tuhan) selain Allah, mereka tidak memiliki (kekuasaan) seberat zarrahpun di langit dan di bumi, dan mereka tidak mempunyai suatu sahampun dalam (penciptaan) langit dan bumi dan sekali-kali tidak ada di antara mereka yang menjadi pembantu bagi-Nya”.

Syirik jenis ini tidak terjadi pada semua orang kafir di zaman Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam. Sebagian mereka meyakini bahwa Allah Subhaanahu Wa Ta'aalaa adalah pencipta dan pengatur alam. Allah Subhaanahu Wa Ta'aalaa berfirman:

وَلَئِنْ سَأَلْتَهُمْ مَنْ خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَالأَْرْضَ وَسَخَّرَ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ لَيَقُولُنَّ اللَّهُ فَأَنَّى يُؤْفَكُونَ
Dan sesungguhnya jika kamu tanyakan kepada mereka: “Siapakah yang menjadikan langit dan bumi dan menundukkan matahari dan bulan?” Tentu mereka akan menjawab: “Allah”, maka betapakah mereka (dapat) dipalingkan (dari jalan yang benar). (QS Al Ankabut: 61)

وَلَئِنْ سَأَلْتَهُمْ مَنْ نَزَّلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَحْيَا بِهِ الأَْرْضَ مِنْ بَعْدِ مَوْتِهَا لَيَقُولُنَّ اللَّهُ قُلِ الْحَمْدُ لِلَّهِ بَلْ أَكْثَرُهُمْ لاَ يَعْقِلُونَ

“Dan sesungguhnya jika kamu menanyakan kepada mereka: "Siapakah yang menurunkan air dari langit lalu menghidupkan dengan air itu bumi sesudah matinya?" Tentu mereka akan menjawab: "Allah". Katakanlah: "Segala puji bagi Allah", tetapi kebanyakan mereka tidak memahami (nya).” (QS Al Ankabut: 63)

2. Meyakini adanya zat selain Allah Subhaanahu Wa Ta'aalaa yang bisa memberikan manfaat atau madlarat, dzat ini merupakan perantara antara Allah Subhaanahu Wa Ta'aalaa dan makhluk, maka sebahagian jenis ibadah ditujukan padanya. Inilah yang dinamakan syirik dalam uluhiyyah. Syirik inilah yang banyak dilakukan oleh orang-orang kafir Quraisy. Mereka mengatakan tentang sembahan mereka

مَا نَعْبُدُهُمْ إِلاَّ لِيُقَرِّبُونَا إِلَى اللَّهِ زُلْفَى
(mereka berkata): "Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya”. (QS Az Zumar: 3)

Inilah keyakinan yang tersebar di kalangan mereka, sebagaimana friman Allah Subhaanahu Wa Ta'aalaa dalam surat Ghafir ayat 12:

ذَلِكُمْ بِأَنَّهُ إِذَا دُعِيَ اللَّهُ وَحْدَهُ كَفَرْتُمْ وَإِنْ يُشْرَكْ بِهِ تُؤْمِنُوا فَالْحُكْمُ لِلَّهِ الْعَلِيِّ الْكَبِيرِ
“Yang demikian itu adalah karena kamu kafir apabila Allah saja yang disembah. Dan kamu percaya apabila Allah dipersekutukan, maka putusan (sekarang ini) adalah pada Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar.”

Allah Subhaanahu Wa Ta'aalaa menceritakan keadaan mereka dalam surat Shaad: 4-5

وَعَجِبُوا أَنْ جَاءَهُمْ مُنْذِرٌ مِنْهُمْ وَقَالَ الْكَافِرُونَ هَذَا سَاحِرٌ كَذَّابٌ () أَجَعَلَ الآْلِهَةَ إِلَهًا وَاحِدًا إِنَّ هَذَا لَشَيْءٌ عُجَابٌ

Dan mereka heran karena mereka kedatangan seorang pemberi peringatan (rasul) dari kalangan mereka; dan orang-orang kafir berkata: "Ini adalah seorang ahli sihir yang banyak berdusta”. Mengapa ia menjadikan tuhan-tuhan itu Tuhan Yang satu saja? Sesungguhnya ini benar-benar suatu hal yang sangat mengherankan.

Allah Subhaanahu Wa Ta'aalaa menceritakan bahawa tauhid kepada Allah Subhaanahu Wa Ta'aalaa dan meninggalkan syirik adalah sebab diutusnya para rasul. Allah Subhaanahu Wa Ta'aalaa berfirman dalam surat Ar Ra`d ayat 36:

قُلْ إِنَّمَا أُمِرْتُ أَنْ أَعْبُدَ اللَّهَ وَلَا أُشْرِكَ بِهِ إِلَيْهِ أَدْعُو وَإِلَيْهِ مَآبِ
“Katakanlah: “Sesungguhnya aku hanya diperintah untuk menyembah Allah dan tidak mempersekutukan sesuatupun dengan Dia. Hanya kepada-Nya aku seru (manusia) dan hanya kepada-Nya aku kembali”.

Syirik akan merosak dan menghapus semua amal dan hal ini berlaku pada seluruh umat. Allah Subhaanahu Wa Ta'aalaa berfirman dalam surat Az Zumar ayat 65:

وَلَقَدْ أُوحِيَ إِلَيْكَ وَإِلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكَ لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
“Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu: "Jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi.”

Oleh karena itu Allah Subhaanahu Wa Ta'aalaa memerintahkan (hamba-hamba Nya) untuk beribadah kepada Nya dan melarang menyekutukan (syirik kepada) Nya dalam banyak ayat:

وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلاَ تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا
“Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun.” (QS An Nisaa` ayat 36)

وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولاً أَنِ اُعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ
Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu”, (QS An Nahl ayat 36)

أَلَمْ أَعْهَدْ إِلَيْكُمْ يَابَنِي ءَادَمَ أَنْ لاَ تَعْبُدُوا الشَّيْطَانَ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ () وَأَنِ اعْبُدُونِي هَذَا صِرَاطٌ مُسْتَقِيمٌ

“Bukankah Aku telah memerintahkan kepadamu hai Bani Adam supaya kamu tidak menyembah syaitan? Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu”. dan hendaklah kamu menyembah-Ku. Inilah jalan yang lurus.” (QS Yasiin ayat 60-61)

3. Mempertimbangkan (dapat perhatian, pujian dan lain-lain) dari selain Allah Subhaanahu Wa Ta'aalaa dalam perkataan maupun perbuatan. Adapun mempertimbangkan perhatian atau pujian dalam perbuatan seperti riya yang dilakukan oleh orang yang rajin ibadah, misalnya ketika shalat, ia panjangkan berdiri, ruku’ dan sujudnya kemudian ia tampakkan kekhusyu’annya di hadapan orang banyak, ketika ia puasa, ia tampakkan bahwa dirinya sedang puasa, misalnya dengan mengatakan: “Apa anda tidak tahu bahwa hari ini Senin (atau Kamis) ?” “Apa anda tidak puasa ?” Atau ia katakan: “Hari ini saya undang anda untuk berbuka puasa bersama ?” Demikian pula haji dan jihad. Ia pergi haji dan jihad tetapi tujuannya riya`.

Riyanya orang-orang yang cinta dunia seperti orang yang angkuh dan sombong ketika berjalan, memalingkan mukanya atau menggerakkan kendaraannya dengan gerakan khusus.

Riya` dengan teman atau orang yang berkunjung ke rumahnya, seperti orang yang memaksakan diri meminta seorang ‘alim atau seorang yang dikenal ahli ibadah untuk datang ke rumahnya agar dikatakan bahwa fulan telah mengunjungi rumahnya, atau sebaliknya ia kunjungi mereka (orang-orang ‘alim dan ahli ibadah) agar dikatakan bahwa kami telah mengunjungi fulan atau kami telah bertemu dengan ‘alim fulan dan yang lainnya.

Sedang riya dengan perkata yang dilakukan oleh orang-orang ahli agama seperti orang yang memberikan nasehat di majlis-majlis, kemudian ia menghafal hadits-hadits dan atsar-atsar khusus untuk acara-acara tertentu agar bisa berbicara dan debat dengan orang-orang, sehingga tampak di hadapan mereka bahwa ia memiliki pengetahuan tentang hal-hal tersebut, tampak di hadapan mereka bahwa ia memiliki ilmu yang kuat dan perhatian yang besar terhadap keadaan ulama-ulama salaf, tetapi ketika kita lihat di rumahnya bersama keluarganya, ia adalah orang jauh dari keadaan tersebut. Contoh lain adalah menggerak-gerakkan kedua bibir untuk berdzikir di hadapan orang banyak dan menampakkan kemarahan terhadap kemunkaran di hadapan orang, tetapi ketika ia berada di rumah ia tidak mengingkari atau lalai melakukan hal tersebut.

Semua perbuatan ini mengurangi kesempurnaan tauhid dan ikhlas.

Sangat banyak dalil-dalil yang menunjukkan tercelanya perbuatan ini, diantaranya adalah hadits yang diriwayatkan oleh sahabat Abu Sa’id al Khudri, ia berkata: Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda:

ألا أخبركم بما هو أخوف عليكم عندي من المسيح الدجال ؟ قال: قلنا: بلى, قال: الشرك الخفي أن يقوم الرجل يصلي فيزين صلاته لما يرى من نظر رجل.

“Maukah kalian saya beritahu tentang perbuatan yang bagi saya itu lebih saya takuti daripada Al Masih Ad Dajjal? Kami katakan: Ya,” Ia berkata: “Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda: “Syirik khafiyy (yang tersembunyi) yaitu seseorang mengerjakan shalat kemudian ia perbaiki shalatnya karena ia mengetahui ada orang yang melihatnya.” (Menurut Syaikh Al Albani rahimahullah hadits ini hasan. Shahih Sunan Ibni Majah 2/310 hadits no 3389).

Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam juga bersabda:

من سمع سمع الله به ومن راءى راءى الله به
“Siapa yang memperdengarkan amalnya maka Allah Subhaanahu Wa Ta'aalaa akan memperdengarkan (aibnya) dan siapa yang riya` maka Allah Subhaanahu Wa Ta'aalaa akan akan menampakkan (aibnya pada hari Qiamat.”



MACAM-MACAM SYIRIK

Para ulama berbeda pendapat dalam mengungkapkan pembagian syirik meski intinya tidak terlepas dari tiga penggunaan kata syirik yang telah dibahas di atas. Namun pembagian yang merangkum semuanya bisa kita katakan bahwa syirik terbagi menjadi dua:

1. Syirik Akbar.

Syirik ini terbagi menjadi dua:

1) Syirik yang berkaitan dengan dzat Allah Subhaanahu Wa Ta'aalaa atau syirik dalam rububiyah Allah Subhaanahu Wa Ta'aalaa. Syirik ini terbagi lagi menjadi dua:

(1) Syirik dalam ta’thil, seperti syirik yang dilakukan oleh Fir’aun dan orang-orang atheis.

(2) Syirik yang dilakukan oleh orang yang menjadikan sembahan lain selain Allah Subhaanahu Wa Ta'aalaa tetapi tidak menafikan asma (nama-nama), sifat-sifat dan rububiyah Nya, seperti syirik yang dilakukan oleh orang-orang Nashrani yang menjadikan Allah Subhaanahu Wa Ta'aalaa sebagai salah satu dari tiga Tuhan (trinitas).

2) Syirik yang berkaitan dengan ibadah kepada Allah Subhaanahu Wa Ta'aalaa atau syirik dalam uluhiyyah. Syirik ini ada empat jenis:

(1) Syirik dalam berdo’a; yaitu berdo’a kepada selain Allah Subhaanahu Wa Ta'aalaa.

(2) Syirik dalam niat, keinginan dan kehendak. Beramal karena ditujukan kepada selain Allah Subhaanahu Wa Ta'aalaa menyebabkan pahalanya hilang.

(3) Syirik dalam keta’atan; yaitu seorang hamba taat kepada makhluk dalam perbuatan ma’shiyat kepada Allah Subhaanahu Wa Ta'aalaa.

(4) Syirik dalam mahabbah; yaitu seorang hamba mencintai makhluk seperti cintanya kepada Allah Subhaanahu Wa Ta'aalaa.

2. Syirik Ashghar.

Syirik Ashghar terbagi menjadi dua:

1) Yang Zhahir (tampak);

- mengerjakan amal dengan riya`. Melakukan perbuatan untuk selain Allah Subhaanahu Wa Ta'aalaa yang zhahir (tampak)nya untuk Allah Subhaanahu Wa Ta'aalaa, tetapi dalam hatinya tidak ikhlas karena Allah Subhaanahu Wa Ta'aalaa.

- dengan ucapan, seperti bersumpah dengan selain Allah Subhaanahu Wa Ta'aalaa, perkataan: Ma Syaa Allah wa Syi`ta.

2) Yang Khafiyy (samar);

Yaitu sesuatu yang kadang-kadang, terjadi dalam perkataan atau perbuatan manusia tanpa ia sadari bahwa itu adalah syirik. Hal ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh sahabat Ibnu Abbas -radliyallaahu 'anhuma- bahwa Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda:

الشرك فى أمتي أخفى من دبيب النمل على الصفا
“Syirik bagi umatku lebih halus (samar) dari pada barjalannya semut di atas batu yang licin (hitam).” (Hadits ini dishahihkan oleh Syekh Al Albani dalam Shahih Al Jami’ Ash Shaghir, hadits no 3730 dan 3731)

Karena begitu halusnya syirik ini sehingga para sahabat bertanya pada Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam bagaimana caranya terhindar dari syirik ini? Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda: Katakanlah (Bacalah) oleh kalian semua

اللهم إنا نعوذبك من أن نشرك بك شيئا نعلمه ونستغفرك لما لا نعلمه

“Ya Allah, kami berlindung kepada Mu dari perbuatan (kami) menyekutukan Mu dengan sesuatu yang kami ketahui dan kami memohon ampunan kepada Mu dari sesuatu yang tidak kami ketahui.”

0 comments: